Arsip Blog

Senin, 25 Juli 2016

MENGENALI GEJALA STRES PADA ANAK

Apakah Ibu pernah stress? Maaf lho Bu, kalau yang saya sapa pertama kali adalah ibu-ibu. Sebab, menurut hemat saya yang paling mengerti tentang kemauan anak-anak adalah para ibu. Pertama kali yang paham tentang perasaan anak-anak juga para ibu. Dan, pertama kali yang lebih paham tentang karakter anak-anak juga para ibu. Bukankah sejak janin masih dalam kandungan hingga anak beranjak remaja, ibu yang paling dekat dengan mereka baik secara fisik maupun psikis? 

Maksud saya begini Bu, kalaupun mungkin ibu-ibu pernah stress karena ada permasalahan tertentu, misalnya, pekerjaan rumah yang tak ada habis-habisnya, atau lagi bagi ibu-ibu yang ngantor ditambah pekerjaan kantor yang seabreg, atau bisa juga masalah ekonomi keluarga yang tak kunjung membaik. Nah, ibu-ibu jangan terus mengklaim bahwa yang bisa stress hanya orang dewasa yang setiap hari selalu menghadapi permasalahan yang tak kunjung habis-habisnya. Jangan kataka, “Kalau anak-anak kan bisanya cuma bermain dan jajan pastilah mereka selalu hapy dan gembira, nggak mungkin dia stres”.

Ingat Bu,stres itu bukan monopoli orang dewasa. Anak-anak juga bisa stres bila dalam kondisi yang terus tertekan. Semua anak, baik mereka yang masih balita maupun yang sudah sekolah bisa mengalami stres. Bila anak ibu menampakkan sikap aneh yang tidak biasa dilakukan sebelumnya, maka ketika itu ibu harus waspada. Bisa jadi anak ibu mengalami gejala stres. Waspada ya Bu! Sebab, stres yang berkepanjangan bisa membuat anak frustasi dan mendorongnya berbuat nekat.
Stres secara umum adalah kondisi emosional yang tidak stabil, yang menimbulkan perasaan yang tidak enak kepada orang yang bersangkutan.(Ibnu Nizar:2012) 

Nah, dengan demikian tugas ibu adalah menjaga perasaan anak tetap nyaman, pahami apa yang mereka mau sehingga tidak terjadi gejolak emosi yang berlebihan. Jalinlah komunikasi yang akrap dengan anak-anak! Sapalah mereka setiap ketemu! Misalnya, dari mana adik? Adik sedang bermain apa? Sebab, dengan cara demikian akan membuat anak merasa nyaman karena diperhatikan. Anak akan mudah bercerita dengan orang bila mereka mengalami suatu masalah. Pasti akan berbeda yang terjadi jika orang tua selalu diam bila berpapasan dengan anaknya, cuwek melulu seolah tidak mengenalnya.
Perasaan tidak nyaman juga bisa datang dari teman bergaulnya. Misalnya, anak ibu di sekolah mendapat nilai ulangan jelek, kemudian diluar kelas diejek oleh sekelompok temannya dan itu berlangsung berhari-hari, apa tidak stres dibuatnya.

Pada dasarnya, Ibu harus memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tingkah laku anak Ibu. Kenalilah perilaku mereka, apakah anak Ibu menunjukkan perilaku anak yang stress? Yang jelas Bu, tanda-tanda stress itu berada di balik keceriaan anak. Tanda-tanda itu antara lain:

1. Anak yang stres biasanya lebih murung, sesekali dibarengi menangis sendiri. Semangatnya menurun, hampir-hampir tidak mau melakukan aktivitas apapun.
2. Anak yang stres biasanya tiba-tiba menjadi pendiam tidak suka bercanda seperti sebelumnya
3. Anak yang stres biasanya suka menyendiri menjauh dari keramaian teman-temannya dan banyak melamun.
4. Anak yang stres biasanya suka mengurung diri berlama-lama di kamar, malas makan, dan bahkan, mandi pun dia enggan.
5. Anak yang stres biasanya ada yang menunjukkan perubahan tingkah yang ekstrim, yaitu sikapnya menjadi lebih galak, suka marah-marah terhadap siapun yang ia temui.
6. Anak yang stres biasanya pada kondisi mengalami tekanan yang hebat akan mengalami sakit mag akut atau menderita diare berkepanjangan.

Nah, setelah Ibu-ibu mengenali beberapa tanda yang menunjukkan anak sedang mengalami stres, tugas berikutnya adalah mencari penyebab, “Mengapa anak saya kok bisa stres?” Ini adalah pekerjaan yang sulit yang membutuhkan kejelian, kesabaran, dan kehati-hatian yang luar biasa agar tidak salah menentukan diagnose. Sebab, walaupun gejala yang tampak sama, misalnya dua anak ibu sama-sama sedang murung berhari-hari, tetapi penyebabnya mereka murung itu belum tentu sama. Anak yang sedang menunjukakan gejala stres memerlukan pananganan yang serius agar tidak berkepanjangan, sehingga tidak berdampak buruk pada masa depannya.
Oleh karena itu, mari kita curahkan perhatian kepada buah hati kita, ciptakan suasana yang nyaman untuh tumbuh dan berkembang mereka secara wajar. Ingat, anak adalah asset kita di masa yang akan datang, keberhasilan mereka adalah kebanggaan orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar