"Lho,
Adik suka main HP ya," sapa Pembimbing Rohani pada RS PKU Muhammadiyah
Cepu kepada anakku, Dimas. Memang ketika itu Dimas sedang menjalani
rawat inap karena menderita penyakit radang tenggorokan yang kronis.
Suhu badannya sangat tinggi, kalau menelan makanan selalu menangis
merasa kesakitan. Susah rasanya kalau dia selalu menangis mengerang
kesakitan. Untuk mengalihkan perhatian
Dimas dari rasa sakitnya memang aku sediakan HP yang dilengkapi
beberapa game. Jadi, waktu-waktu ketika Dimas tidak sedang tidur ya
menghabiskan waktunya di kamar opname dengan main HP.
"Bapak,
Ibu ... maaf ya, saya tidak bermaksud melarang Bapak atau Ibu
membelikan HP untuk putranya. Hanya saya mengingatkan saja, bahwa main
HP bagi anak-anak akibatnya sangat tidak baik untuk peningkatan prestasi
belajarnya", lanjut Binroh tesebut memberikan penjelasan.
"Memangnya apa hubungannya prestasi belajar dengan main HP Bu", sahutku penasaran.
"Begini
Bapak, ini pengalaman dari anak saya sendiri. Dulu sebelum mereka saya
belikan HP, prestasi belajar mereka bisa saya katakan cukup bagus
setidaknya ke dua anak saya bisa menduduki peringkat 5 besar di
kelasnya. Namun, setelah mereka minta dibelikan HP, waktunya
hampir-hampir dihabiskan untuk main PH, pulang sekolah langsung HP yang
dipegang, pokoknya HP melulu yang urusin. Belajar pelajaran sekolahnya
menurun drastis. Sudah saya ingatkan juga susah mau meninggalkan HP,
kalau HP saya sita mereka menangis tak henti-hentinya. Akhirnya saya
biarkan mereka main HP sepuasnya. Nah puncaknya Bapak, setelah ulangan
akhir semester nilai rapotnya jelek sekali. Rankingnya berada 10 besar
dari bawah. Akhirnya, saya bertanya kepada mereka, " Bagaimana kamu
sudah bangga dengan nilaimu?". "Tidak Ma, saya berjanji tidak akan main
HP lagi" jawabnya sambil menangis di pangkuanku. Jadi Bapak, saya
berpesan saja kalau putra bapak tidak ingin jadi korban HP mohon mulai
sekarang jangan biarkan dia ketagiahn main HP. Jangan terulang
pengalaman anak saya yang prestasi jatuh karena main HP. Lagi pula,
matanya nanti akan cepat minus," jelasnya bersemangat di depan
keluargaku.
"Itu Dik nasehat dari Bu Dokter, kamu dengar toh," sahutku untuk menguatkan perhatian Dimas.
" Terima kasih ya Bu atas nasehat, kataku kepada Petugas Binroh sebelum beliau meninggalkan ruangan.
Sumber: Pengalaman pribadi pada 1 Januari 2016 ketika menjaga anakku Dimas Bagus Pratama yang sedang rawat inap di RS PKU Cepu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar