Arsip Blog

Senin, 27 Juni 2016

Hikmah Puasa

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

 Allah menyerukan kepada orang-orang yang beriman dari umat ini dan memerintahkan mereka untuk berpuasa. Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh, dengan niat yang tulus karena Allah karena puasa mengandung penyucian, pembersihan, dan penjernihan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek dan akhlak tercela. Di samping puasa dapat menyucikan badan, dengan puasa juga dapat mempersempit jalan syaitan, maka dalam hadits yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim ditegaskan, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah maka hendaklah ia menikah. Dan barangsiapa belum mampu, maka hendaldah ia berpuasa karena puasa merupakan penawar baginya.”
 Pada hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.” (HR. Bukhori-Muslim)

Pada ayat ini Allah Swt jga bermaksud memberikan pengajaran kepada umat  bahwa tujuan di syariatkannya ibadah  puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Orang yang berpuasa pasti akan selalu menjaga dan mencegah dari hal-hal yang dapat membatalkan puasanya. 
Implementasi sikap  takwa dalam puasa dapat  dilihat dalam  hal berikut ini:

Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia harus meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan hal-hal lain yang dapat membatalkannya, padahal sebenarnya hatinya  sangat condong dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya.

Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia menyakini bahwa Allah selalu mengawasi dirinya, sekalipun dia tidak dapat melihat-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadits shohih disebutkan bahwa Rasulullaoh Saw bersabda yang artinya, "Beribadahlah kamu sekalian seolah-olah kamu melihat-Nya, kalaupun kamu tidak dapat melihat-Nya kamu harus yakin kalau Allah selalu mengawasi kamu". 

Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Karena mereka tahu bahwa setiap amal kebajikan di bulan Ramadhan pahalanya akan dilipatgandakan. Itulah diantara sebabnya seseorang dalam berpusa senantiasa berlomba mengerjakan amalan-amalan sholih dan ketaatan kepada Allah Swt. Hanya dengan ketaatan itulah merupakan satu-satunya jalan untuk menggapai takwa di sisi Allah Swt. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa, semoga puasa kita diterima oleh Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar