Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Allah Ta’ala berfirman,
Allah menyerukan kepada orang-orang yang beriman dari umat ini dan memerintahkan mereka untuk berpuasa. Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh, dengan niat yang tulus karena Allah karena puasa mengandung penyucian, pembersihan, dan penjernihan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek dan akhlak tercela. Di samping puasa dapat menyucikan badan, dengan puasa juga dapat mempersempit jalan syaitan, maka dalam hadits yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim ditegaskan, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah maka hendaklah ia menikah. Dan barangsiapa belum mampu, maka hendaldah ia berpuasa karena puasa merupakan penawar baginya.”
Pada hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al Baqarah: 183).Allah menyerukan kepada orang-orang yang beriman dari umat ini dan memerintahkan mereka untuk berpuasa. Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh, dengan niat yang tulus karena Allah karena puasa mengandung penyucian, pembersihan, dan penjernihan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek dan akhlak tercela. Di samping puasa dapat menyucikan badan, dengan puasa juga dapat mempersempit jalan syaitan, maka dalam hadits yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim ditegaskan, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah maka hendaklah ia menikah. Dan barangsiapa belum mampu, maka hendaldah ia berpuasa karena puasa merupakan penawar baginya.”
Pada hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.” (HR. Bukhori-Muslim)
Pada ayat ini Allah Swt jga bermaksud memberikan pengajaran kepada umat bahwa tujuan di syariatkannya ibadah
puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa. Hal ini dikarenakan dalam
puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap
larangan-Nya. Orang yang berpuasa pasti akan selalu menjaga dan mencegah dari hal-hal yang dapat membatalkan puasanya.
Implementasi sikap takwa dalam puasa dapat dilihat dalam hal berikut ini:
Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah
larang ketika itu yaitu dia harus meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan
istri dan hal-hal lain yang dapat membatalkannya, padahal sebenarnya hatinya sangat condong dan ingin
melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan
diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan
kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia menyakini bahwa Allah
selalu mengawasi dirinya, sekalipun dia tidak dapat melihat-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadits shohih disebutkan bahwa Rasulullaoh Saw bersabda yang artinya, "Beribadahlah kamu sekalian seolah-olah kamu melihat-Nya, kalaupun kamu tidak dapat melihat-Nya kamu harus yakin kalau Allah selalu mengawasi kamu".
Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan
amalan-amalan ketaatan. Karena mereka tahu bahwa setiap amal kebajikan di bulan Ramadhan pahalanya akan dilipatgandakan. Itulah diantara sebabnya seseorang dalam berpusa senantiasa berlomba mengerjakan amalan-amalan sholih dan ketaatan kepada Allah Swt. Hanya dengan ketaatan itulah merupakan satu-satunya jalan untuk menggapai
takwa di sisi Allah Swt. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa, semoga puasa kita diterima oleh Allah Swt.