1. ORANG BANYAK HARTA DAN MEMPERLIHATKAN
HARTANYA
Orang seperti ini biasanya bergaya hidup
mewah. Terlalu hidup mewah dan boros membuat orang yang berharta banyak bahkan para miliarder pun bisa bangkrut dan harus mau
menerima kenyataan pahit. Orang bisa jatuh miskin akibat perilaku terlalu
mewah dan tidak bisa mengendalikan nafsunya. Berapapun kekayaan yang anda miliki jika anda boros maka
kekayaan anda tidak akan bertahan lama. Hal itu terjadi dialami oleh
beberapa miliarder, kekayaan mereka yang diperkirakan tidak akan habis
delapan turunan pun ternyata habis dalam waktu sekejap.
Misalnya, kita ambil contoh
Alen Stanford yang pernah masuk daftar orang terkaya didunia versi Forbes,
dengan nilai kekayaan mencapai 2,2 miliar dolar amerika. Pria kelahiran
texas itu mempunyai gaya hidup yang sangat boros yaitu gemar berpesta
dan berkeliling dunia dengan memakai fasilitas kelas satu.
Namun ternyata uang yang Allen pakai untuk memenuhi gaya hidup borosnya itu adalah merupakan hasil penipuan investasi. Kejahatannya terbongkar pada tahun 2009 dan akhirnya dia jatuh miskin karena harus membayar ganti rugi kepada semua orang yang telah ditiupunya. Kini Allen diancam hukuman 110 tahun penjara.(www.unikbaca.com )
Namun ternyata uang yang Allen pakai untuk memenuhi gaya hidup borosnya itu adalah merupakan hasil penipuan investasi. Kejahatannya terbongkar pada tahun 2009 dan akhirnya dia jatuh miskin karena harus membayar ganti rugi kepada semua orang yang telah ditiupunya. Kini Allen diancam hukuman 110 tahun penjara.(www.unikbaca.com )
Masih untung kalau perilaku orang semacam ini masih bisa menyesuaikan dengan penghasilannya
sehingga secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya
saja , ia akan menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan
orang lain yang dianggap tidak selevel dengan dia. Apalagi kalau
bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat dan mengeluarkan sedekah pasti akan bangkrut sebangkrut-bangkrutnya, bangkrut di dunia dan di akherat sekaligus.
Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan kekayaannya itu jika
ia rendah hati dan dermawan.
2. ORANG BANYAK HARTA TETAPI HIDUP
BERSAHAJA
Inilah orang yang mulia dan
memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan, namun
berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya hidupnya
tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan
tertutup peluang menjadi sombong, serta takabur plus riya. Dan yang
lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan bagi orang lain. Memang aneh
tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta tetapi mampu hidup
bersahaja (tentu tanpa kikir). Sungguh ia akan mempunyai pesona
kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya dan lebih berharga
dibandingkan seluruh harta yang dimilikinya.
3. ORANG TAK BANYAK HARTA TETAPI BISA
HIDUP BERSAHAJA
Orang seperti ini tidak terlalu
rumit dalam menjalani hidup karena tidak tersiksa oleh keinginan ,
tidak ruwet oleh pujian dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun
sederhana saja, apa yang dia dapatkan pada hari itu maka dibelanjakanlah seperlunya. Prinsipnya, biarpun tidak kaya harta kita tetap harus kaya hati. Harga diri jauh lebih penting dari sekedar tumpukan harta. Jadi, dia akan merasa hina kalau menjadi beban orang lain, apa lagi dengan menjadi
peminta-minta yang tidak tahu diri, sangat memalukan. Orang tipe ini akan selalu bekerja apapun asal halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan menghindari belas kasihan orang lain.
4. ORANG TIDAK
BANYAK HARTA TETAPI INGIN KELIATAN KAYA
Gaya
hidup mewah sebenarnya di luar kemampuannya, namun ia selalu ingin
tampil beda yang lebih daripada kenyataannya. Misalnya, sebenarnya tidak punya mobil tetapi kalau bepergian selalu saja rental mobil, inikan harga diri, katanya. Apakah perut ini akan menjadi kenyang kalau dipuji orang? Karena itu, tidaklah aneh jika dikatakan antara pola hidup dengan keadaan
finansialnya “lebih besar pasak daripada tiang”. Tampaknya, orang
seperti ini benar-benar tahu seni menyiksa diri. Hidupnya amat
menderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hina dan bahkan menjadi
bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar