Arsip Blog

Senin, 19 April 2021

Shalat Tahajud Lagi Setelah Shalat Tarawih

 

Shalat Tahajud Lagi Setelah Shalat Tarawih

 

Pertanyaan dari Sdr. Anggono, Jati Blora:

Pak Ustadz saya mau tanya di bulan suci Ramadhan. Setelah bangun tengah malam bolehkah melaksanakan sholat tahajud. Padahal sudah melaksanakan sholat tarawih dan witir. Mohon petunjuknya biar tidak dilema. Terima kasih.

 

Jawaban:

1. Berdasarkan dalil  berikut ini ternyata orang yang sudah mengerjakan shalat tarawih dan ditutup witir  masih boleh menambah shalat tahajud lagi di malam harinya. Adapun dalilnya adalah:

‘Aisyah ra. menceritakan mengenai shalat malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

 فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ.

 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat tahajud 13 raka’at (dalam semalam). Beliau melaksanakan shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (dengan 1 raka’at). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk. Jika ingin melakukan ruku’, beliau berdiri dari ruku’nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’. Setelah itu di antara waktu adzan shubuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at.” (HR. Muslim no. 738)

 

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Sholat dua raka’at setelah witir itu menunjukkan bahwa masih diperbolehkan setelah witir melaksanakan sholat sunnah (tahajud) lagi hingga menjelang adzan Subuh. (Zaad Al-Ma’ad, 1: 322-323).

 

2. Shalat malam itu tidak dibatasi jumlah raka’atnya.

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat malam, beliau menjawab,

 

 صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

 

Shalat malam itu dua raka’at salam, dua raka’at salam. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749, dari Ibnu ‘Umar).

Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  memberi penjelasannya.

 

3. Shalat witir pada akhir sholat tarawih hukumnya tidak wajib. Hadits dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا

Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751).

Pengertian anjuran menutup shalat malam dengan shalat witir tersebut hukumnya adalah sunnah, bukan wajib. Sebab, terbukti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  sesudah shalat witir masih menambah lagi dengan sholat dua raka’at yang lain. (Ibnul Qayyim: Zaad Al-Ma’ad, 1: 322-323).

 

4. Sesudah melaksanakan tarawih dan ditutup dengan witir maka tidak  boleh lagi melakukan witir yang kedua setelah melakukan shalat tahajud tambahan.

Dari Thalq bin ‘Ali, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ

Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Tirmidzi no. 470, Abu Daud no. 1439, An Nasa-i no. 1679. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 

5. Setelah mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sampai witir (sekiranya tidak  menambah sholat sunah yang lain lagi) itu sudah lebih dari cukup keutamaannya.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk (semalam penuh).” (HR. Tirmidzi no. 806. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Riwayat lain dalam Musnad Imam Ahmad, disebutkan dari Abu Dzar ra., Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ

 

Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

Tetapi kalau seseorang keluar dari jamaah shalat tarawih karena ingin menambah shalat tahajud lagi dan witir di akhir malam hari, maka ia tidak mendapatkan pahala shalat semalam suntuk. Walaupun secara syariat sholatnya tetap sah.

 

Kesimpulan:

Boleh menambah shalat tahajud walaupun sudah mengerjakan shalat tarawih dan ditutup dengan witir. Namun ketika melakukan shalat tahajud tambahan  tidak boleh lagi ditutup lagi dengan sholat witir. Adapun jumlah raka’at shalat tahajud yang  ingin ditambahkan bebas, tidak dibatasi jumlah raka’atnya.

 

Jati, 19 April 2021