Shalat Tahajud Lagi
Setelah Shalat Tarawih
Pertanyaan dari Sdr. Anggono, Jati Blora:
Pak Ustadz saya mau tanya di bulan suci Ramadhan.
Setelah bangun tengah malam bolehkah melaksanakan sholat tahajud. Padahal sudah
melaksanakan sholat tarawih dan witir. Mohon petunjuknya biar tidak dilema. Terima
kasih.
Jawaban:
1. Berdasarkan dalil berikut ini ternyata orang yang sudah
mengerjakan shalat tarawih dan ditutup witir
masih boleh menambah shalat tahajud lagi di malam harinya. Adapun
dalilnya adalah:
‘Aisyah ra. menceritakan mengenai shalat malam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى
ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ
ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ
الصُّبْحِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
melaksanakan shalat tahajud 13 raka’at (dalam semalam). Beliau melaksanakan
shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (dengan 1 raka’at). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan shalat dua raka’at
sambil duduk. Jika ingin melakukan ruku’, beliau berdiri dari
ruku’nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’. Setelah itu di antara
waktu adzan shubuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at.” (HR.
Muslim no. 738)
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
“Sholat dua raka’at setelah witir itu menunjukkan bahwa masih diperbolehkan
setelah witir melaksanakan sholat sunnah (tahajud) lagi hingga menjelang adzan
Subuh. (Zaad Al-Ma’ad, 1: 322-323).
2. Shalat malam itu tidak dibatasi jumlah raka’atnya.
Ketika
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat
malam, beliau menjawab,
صَلاَةُ
اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً
وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“Shalat
malam itu dua raka’at salam, dua raka’at salam. Jika salah seorang di antara
kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti
kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari no. 990 dan Muslim
no. 749, dari Ibnu ‘Umar).
Seandainya
shalat malam itu ada batasannya, tentu saja Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberi penjelasannya.
3. Shalat witir pada akhir sholat tarawih hukumnya
tidak wajib. Hadits dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari adalah
shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751).
Pengertian anjuran menutup shalat malam dengan shalat
witir tersebut hukumnya adalah sunnah, bukan wajib.
Sebab, terbukti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesudah
shalat witir masih menambah lagi dengan sholat dua raka’at yang lain. (Ibnul
Qayyim: Zaad Al-Ma’ad, 1: 322-323).
4. Sesudah melaksanakan tarawih dan ditutup dengan
witir maka tidak boleh lagi melakukan
witir yang kedua setelah melakukan shalat tahajud tambahan.
Dari Thalq bin ‘Ali, ia mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ
“Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.”
(HR. Tirmidzi no. 470, Abu Daud no. 1439, An Nasa-i no. 1679. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
5. Setelah mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga
selesai sampai witir (sekiranya tidak
menambah sholat sunah yang lain lagi) itu sudah lebih dari cukup
keutamaannya.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ
كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam
hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam
suntuk (semalam penuh).” (HR. Tirmidzi no. 806. Abu Isa Tirmidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan shahih)
Riwayat lain dalam Musnad Imam
Ahmad, disebutkan dari Abu Dzar ra., Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى
يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
“Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam
hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa
malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa
sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
Tetapi kalau seseorang keluar dari jamaah
shalat tarawih karena ingin menambah shalat tahajud lagi dan witir di akhir malam
hari, maka ia tidak mendapatkan pahala shalat semalam suntuk. Walaupun secara
syariat sholatnya tetap sah.
Kesimpulan:
Boleh menambah shalat tahajud walaupun sudah
mengerjakan shalat tarawih dan ditutup dengan witir. Namun ketika melakukan
shalat tahajud tambahan tidak boleh lagi
ditutup lagi dengan sholat witir. Adapun jumlah raka’at shalat tahajud yang ingin ditambahkan bebas, tidak dibatasi jumlah
raka’atnya.
Jati, 19 April 2021